Kemajuan
ilmu kedokteran saat ini tidak bisa dilepaskan dari istilah “stem cell”. Hampir
berbagai riset di seluruh dunia selalu melibatkan si stem cell tersebut.
Apa sih stem cell tersebut?
Stem
cell merupakan sel yang mempunyai
karakteristik mampu me-regenerasi dirinya sendiri (self renewal) dan
mempunyai potensi berkembang menjadi sel sel lain yang punya fungsi lebih
khusus (pluripotent). Gampangnya, kita semua ini berasal dari sel embryo
yang sudah dibuahi yang lalu berkembang membentuk berbagai organ tubuh manusia.
Nah, sel dengan kemampuan berkembang macam macam inilah yang disebut stem
cell (lebih tepatnya, embryonic stem cell).
Surface Detail of a Human Embryonic
Stem Cell Kenapa
selalu ada pro kontra terhadap penelitian stem cell tersebut?
Secara
garis besar stem cell ada 2 jenis, embryonic stem cell (ESC) dan adult
stem cell (somatic stem cell). Ketidaksetujuan penggunaan stem cell
dalam riset terutama dipicu dari penggunaan embryonic stem cell yang
dianggap membunuh calon manusia dan akhirnya menyenggol masalah bioethics yang
tidak habis habisnya diperdebatkan.
Ini
pernah saya ceritakan sebelumnya di rumah lama KoKi (http://community.kompas.com/read/artikel/1295).
Kemampuan
embryonic stem cell untuk berkembang menjadi berbagai jaringan baru di
tubuh memberi harapan baru untuk mengatasi penyakit penyakit yang selama ini
tidak bisa disembuhkan seperti kegagalan fungsi jantung, paru paru, atau liver.
Juga kelumpuhan karena kerusakan saraf, parkinson dan alzheimer. Lebih
jelasnya, silahkan lihat lagi artikel sebelumnya.
Karena
terbentur masalah bioethics ini, para peneliti beralih menggunakan adult
stem cell. Tapi sayang, kemampuan adult stem cell untuk berkembang
menjadi organ baru terbatas dibandingkan dengan embryonic stem cell.
Hematopoietic stem cells isolated
from human bone marrow Adult
stem cell ini contohnya kalau kita luka di kulit. Nah, di bawah kulit sana
akan ada signal yang merangsang adult stem cell di kulit untuk
berkembang membentuk kulit baru. Sayangnya, kemampuan ini tidak ada di organ
organ penting seperti jantung, ginjal atau saraf misalnya. Sekali rusak, ya
sudah tidak bisa diperbaharui. Itulah sebabnya embryonic stem cell yang
masih mempunyai kemampuan berkembang tak terhingga menjadi objek penelitian
baru di ilmu kedokteran, yang sayangnya terbentur masalah bioethics.
Baru
akhirnya pada tahun 2006 dr. Yamanaka (Japan) berhasil menemukan cara menemukan
cara untuk merubah adult stem cell pada mouse supaya memiliki karakteristik
embryonic stem cell. Penelitian ini dilanjutkan di tahun 2007
menggunakan human adult stem cell dan hasil serupa juga diumumkan oleh
dr. Thomson (USA). Sel baru ini dinamakan Induced Pluripotent Stem Cell
(iPS). Dengan hanya menambahkan 4 jenis gen, yang dikenal sebagai
“Yamanaka’s four factors”, mereka mampu membuat adult stem cell menjadi
seperti embryonic stem cell. Mereka menggunakan adult stem cell dari
kulit, diberi 4 faktor tersebut, dan sel kulit yang sudah di metamorfosis
tersebut ternyata bisa berkembang menjadi sel organ tubuh lain seperti usus,
tulang, otot juga saraf! Tentu saja hasil penelitian ini segera menarik
perhatian berbagai pihak. Selain menjanjikan, juga aman dari kontroversi bioethics.
Bulan
Januari ini ada lagi hasil penelitian yang menjanjikan dari penggunaan iPS cell
tersebut di bidang liver research. Dari 2 laboratorium yang berbeda,
diberitakan mereka berhasil menginduksi adult stem cell dari kulit
(mouse and human skin fibroblast) untuk berkembang menjadi sel liver. Sel liver
biakan mereka tersebut juga dibuktikan mempunyai karakteristik yang cocok
dengan sel liver normal. Meski penelitian masih terus berlanjut, ini tentu
penemuan yang memberikan harapan baru dalam bidang pengobatan penyakit liver.
Pada
gambar disamping ini, ditunjukkan kalau embryonic mouse liver yang dihasilkan
dari iPS cell (right) memiliki gambaran yang sama dengan mouse normal liver
(left)
Minggu
lalu saya mendapatkan kabar duka cita dari keluarga di Indonesia. Seorang
sepupu suami saya yang usianya pun belum genap 40 tahun menghembuskan nafas
terakhirnya setelah kurang lebih satu bulan berjuang menghadapi penyakit hati
yang dideritanya. Hatinya mengeras dan mengecil (saya tidak pernah ketemu, jadi
saya duga ini cirrhosis hepatis) yang merupakan stadium lanjut dari
penyakit liver.
Liver
merupakan organ internal terbesar manusia dengan berat sekitar 1.5 kg. Fungsi
liver sangat penting karena di situlah hampir semua proses metabolisme tubuh
manusia berlangsung, dari sintesis protein, pemecahan dan pembentukan gula
darah, metabolisme lemak (termasuk sintesis kolesterol dan trigleserida),
pembentukan zat pembekuan darah dsb. Tidak heran, yang punya masalah terhadap
kolesterol biasanya tes fungsi hati juga tidak baik (SGOT/SGPT cenderung
meningkat).
Sampai saat ini belum ada organ lain yang mampu menggantikan
fungsi liver jika ia rusak, sementara transplantasi liver masih sangat terbatas
jumlahnya serta masih dihantui dengan penolakan tubuh terhadap organ donor.
Jika
penelitian di atas sungguh bisa memberikan hasil nyata, semoga kelak nanti akan
semakin banyak pasien seperti sepupu suami saya itu atau cak Nur (cendekiawan
muslim yang meninggal di tahun 2005 karena gagal liver) yang akan tertolong.
Tanpa
penelitian tidak akan ada ilmu baru dan akhirnya tidak ada harapan baru. Hasil
penelitian baru biasanya paling cepat bisa dinikmati oleh negara yang
bersangkutan. Seorang teman suami yang kebetulan bersekolah di Jepang berhasil
terselamatkan nyawanya, padahal sudah divonis tinggal hitungan bulanan, berkat
riset yang sedang dijalankan di salah satu RS pendidikan. Ia dibebaskan dari
biaya pengobatan karena masih bersifat riset, dan ternyata hasilnya sukses.
Semoga
bidang riset juga bisa semakin berkembang di Indonesia sehingga pasien pasien
di Indonesia tidak lagi setengah mati mencari upaya pengobatan termaju di luar
negeri dan tidak lagi hanya pasrah menunggu hasil riset terbaru dari negara
lain. Semoga.\ Salam sehat,
Piper-Tokyo
References:
References:
- Tayeb KS, Noto FK, Nagaoka M,
et al. Highly efficient generation of human hepatocyte-like cells from
induced pluripotent stem cells. Hepatology 2010,51:297-305.
- Sullivan Gj, Hay DC, Park IH,
et al. Generation of functional human hepatic endoderm from human induced
pluripotent stem cells. Hepatology 2010,51:329-335.
- Takahashi K, Tanabe K, Ohnuki
M, et al. Induction of pluripotent stem cells from adult human fibroblasts
by defined factors. Cell 2007,131:861-872.
- Yu J, Vodyanik MA, Smugga-Otto
K, et al. Induced pluripotent stem cells lines derived from human somatic
cells. Science 2007,318:1917-1920.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar