Rabu, 01 Juni 2016

Metodologi Stem Cell Theraphy


Melalui berbagai metode penelitian yang dilakukan oleh para pakar Stem Cell. Kini mulai dilakukan penelitian mengenai penggunaan Placenta hewan, yaitu Placenta tikus, kelinci, kuda, anjing, kucing, domba dan lain-lain sebagai bahan Stem Cell Therapy. Bahkan sudah ada beberapa Placenta hewan yang telah dipergunakan dan diproduksi besar-besaran sebagai bahan Stem Cell Therapy, diantaranya Placenta Kelinci,  Domba dan Rusa
Tak dapat dipungkiri bahwa Stem Cell Therapy menggunakan Placenta  hewan telah terbukti mampu mengatasi berbagai macam penyakit yang  mematikan terutama penyakit degenerative (berhubungan dengan penurunan fungsi organ tubuh). Namun dalam menerapkan prinsip kehati-hatian,  para peneliti masih terus melakukan penelitian lebih lanjut apakah ada efek samping yang  berbahaya dalam penggunaan Placenta hewan ini.

Dalam penelitian terbukti bahwa Deer Placenta merupakan bahan Embryonic Stem Cell terbaik karena :

1.    Sel dari Rusa memiliki tingkat kesamaan yang paling  mendekati sel manusia dan kualitas sel dari rusa merupakan yang terbaik.

2.   Tahukah Anda bahwa Rusa merupakan hewan mamalia satu-satunya yang  tidak memiliki empedu? (Perlu kita ketahui bahwa empedu berfungsi untuk menetralisir racun yang masuk kedalam tubuh). Jadi rusa memiliki cara yang unik agar tidak ada racun yang masuk kedalam tubuhnya. Dalam hal ini ekor rusalah yang  berfungsi untuk mendeteksi apakah makanan yang akan dimakan mengandung racun atau tidak.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh tubuh rusa bebas dari racun. Inilah alas an mengapa hampir seluruh bagian tubuh rusa terbukti sangat berkhasiat.

3.  Rusa juga merupakan satu-satunya mamalia yang dapat meregenerasi organ yang hilang. Terbukti bahwa tanduk rusa yang dipotongakan tumbuh kembali, sementara tanduk kambing yang terpotong tidak akan tumbuh kembali.

Pada awalnya metode yang digunakan dalam Stem Cell Therapy  ini adalah metode Transplantasi dan Suntik, namun Karena penggunaan metode ini membutuhkan biaya yang tinggi (mahal) dan prosedur yang  rumit maka kini dikembangkan metode Oral menggunakan kapsul yang  jauh lebih murah dan aman bagi pasien. Walaupun metode Oral mampu mencapai hasil yang setara dengan metode suntik / transplantasi, namun diperlukan waktu yang lebih lama untuk proses penyembuhan secara tuntas, yaitu kurang lebih 6  bulan dibandingkan dengan metode suntik yang memerlukan waktu lebih singkat. Sementara itu metode transplantasi memerlukan waktu yang jauh lebih singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar